Salam Penulis Muda, temen-temen!!!
Gimana neh kabarnya???!! Udah bikin tulisan apa aja nehh???!!
Sebulan kemarin kita udah ngadain work shop penulisan di Magnet Zone. Mungkin bagi temen-temen yang gag bisa datang work shop penulisan. Kali ini saya akan bagi-bagi sedikit artikel. Semoga bisa ngenambah ilmu untuk temen-temen Penulis Muda……
Gag yakin ama tulisan kita???
Bingung mau bikin tulisan apa??
Gag ada waktu???
Kok gag pede di sebut sbg penulis!!...
Mual, pusing, gatal-gatal….
Gag sempet, karna jalanan macet! becek!! Capek dehhh!!!...
Temen Penulis Muda…
Dari semua alesan yang kita kemukain sebenarnya cuman ngenunjukin ketidak percayaan ama ketidak yakinan diri kita terhadap minat dan kemampuan kita….Selama kita gag bener-bener ngecoba, kita gag bakalan bisa mengukur dan paham seberapa ‘minat’ kah kita menulis….walopun udah ngecoba nulis sekalipun, itupun gag bakal bisa mengukur besarnya ‘minat’ kita untuk bikin buku…karena masih setengah-setengah….
Abraham Maslow, pakar psikologi…bisa di sebut bapak kepribadian. Membagi bentuk kwalitas minat seseorang berdasarkan motivasinya, yang sering kali di sebut ‘piramida kebutuhan’….
Motivasi ini sangat berpengaruh pada kwalitas hidup seseorang, termasuk di dalamnya adalah minat. Motivasi di klasifikasi kan ke dalam piramida. Mulai dari motivasi yang paling rendah, dah pasti di miliki banyak orang. Motivasi sangat pasaran, yaitu yang selalu berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan perut (biologis). Seseorang yang hidupnya untuk perutnya, ngebuncitin perutnya doang *ma’af, jangan ada yang ngerasa tersindir lho!!* …kayak pepatah lama “Hidup untuk makan”
Kayaknya kwalitas hidupnya paling pasaran deh….
Biar itu orang kaya raya. Pejabat tinggi, rumah gedong, punya banyak mobil mewah, istri tiga. Bisnisnya di mana-mana. Tapi kalo masih serakah dan terbiasa korupsi…..ini level kwalitas hidupnya paling rendah. Begitu juga penulis…plis deh !!! Kalo seandainya pengin jadi penulis yang pengin cepat kaya, gag bakalan cepat kaya. Karena royalty terbitan pertama, buat makan sehari-hari gag bakalan cukup. Gara-gara pengin cepat kaya raya, ntar malah gag punya minat lagi untuk menulis….
Motivasi yang agak tinggi satu level dari kebutuhan-kebutuhan perut (biologis), yaitu rasa aman, kemapanan dan keselamatan. Motivasi ini mungkin udah gag pasaran, tapi masih kebanyakan. Hidup mapan dan nyaman rasanya emang enak. Udah harapan banyak orang kalo hidup mapan jadi impian. Untuk penulis muda rasa aman dan mapan, kayaknya bukan pilihan jangka pendek dehh…karena pekerjaan menulis bukan pekerjaan yang mapan, aman secara finansial….yahh…kerjaan sampingan dulu aja. Ntar kalo bener-bener produktip, silakan di fokusin tuh menulis buku.
Selanjutnya meningkat ke level motivasi berikutnya, adalah ‘interaksi sosial’. Menulis sebagai keinginan keterlibatan secara social. Ada pengakuan oleh masyarakat sebagai mahluk yang mempunyai status sosial, sebgai penulis. Karena kontribusinya terhadap masyarakat pembaca. Menulis demi memenuhi kebutuhan interaksi sosial ini akan memberikan pengalaman berharga baik bagi kita sebagai penulis maupun masyarakat pembaca. Alasan motivasi ini berhasil di buktiin ama Raditya Dika dengan blognya yang berisi kehidupannya yang blo’on-blo’onan. Kepentingan awalnya Raditya gag ada motivasi cepet kaya ato hidup mapan, kayak motivasi sebelonnya. Tapi adalah kebutuhan berinteraksi antar sesama bloger. Namun karena si Kambing jantan ini berhasil merawat ‘interkasi social terhadap masyarakat pembacanya. Blognya lari manis di kunjungi banyak orang, konon kabarnya gag cuman orang normal aja. Tapi yang gag normal juga banyak, bahkan demit dan mahluk halus ternyata demen ama blognya.
Dan keberhasilan menulis blognya ini di jadiin buku yang juga malah lebih laris dari pada blognya. Dan hingga sekarang bukunya masih di puja-puja para pembaca di Indonesia . Dan buku pertamanya berhasil di jadiin komik dan pilem, yang gag kalah suksesnya ama buku-bukunya.
Mmmh…kayaknya kalo motivasi ini bolehlah di jadiin alesan kita menulis di bandingkan dua alesan di atas.
Temen Penulis Muda!!...
Hoi!!...
Gag bosan kan baca tulisan saya yang panjang iniee….
Kalo kita demen nonton MotoGP, udah pasti kita kenal ama Valentino Rossi. Pembalap yang sampe sekarang masih di jagoin hampir seluruh manusia di muka bumi ini. Pembalap yang suka di julukin The Doctor ini bener-bener maestro pembalap sejati. Karena apa Rossi adalah yang pertama dalam klasemen terbanyak memenangkan perlombaan dalam sejarah 500 cc / MotoGP, dengan 77 kemenangan, dan kedua di sepanjang masa menang klasemen keseluruhan dengan 103 menang balapan
§ Pertama juara seri terbanyak sepanjang sejarah dengan 78 kemenangan.
§ Pertama naik podium terbanyak sepanjang sejarah dengan 129 podium.
§ Pertama naik podium terbanyak dalam satu musim dengan 16 podium di 2003, 2005 dan 2008.
§ Pertama fastest lap terbanyak dalam satu musim dengan 12 fastest lap di 2003.
§ Pertama poin terbanyak dalam satu musim dengan 373 point di 2008.
§ Pertama podium secara berurutan dengan 23 podium berurutan, dari GP Portugal 2002 sampai GP Afrika Selatan 2004.
Ini semua karena kwalitas mental juaranya yang sampe saat ini belon ada yang nandingin….sekalipun pernah terjatuh dan kalah, Rossi berhasil bangkit dan berjuang, lalu berhasil menjadi juara lagi.
Ini karena ‘Harga Dirinya’ yang tinggi. Inilah level motivasi berikutnya. Mereka yang mempunyai harga diri tinggi, pasti memberikan yang terbaik untuk ngebuktiin bahwa dirinya adalah yang terbaik. Biasanya mereka yang mempunyai motivasi ini, udah pasti mengesampingkan imbalan apapun; uang, popularitas, kekayaan, jabatan dan apapun. Yang ada dalam benak pikirannya, adalah berikan yang terbaik!! berikan yang terbaik!!
berikan yang terbaik!! berikan yang terbaik!! berikan yang terbaik!!!!!.....
kayaknya motivasi ini yang harus di miliki oleh seorang penulis.
Dulu sebelon saya menulis novel Sindrom Fatalis Gagalitus, saya pernah beberapa kali ngobrol ama ama mbak Lan Fang. Novelis Surabaya yang terkenal. Dan hampir ke sembilan novelya selalu di terbitin ama Gramedia.
“Menjadi penulis jangan ikut-ikutan, setengah-setengah dan cuman pengin cepet kaya!! Karena itu bukan penulis yang punya ‘soul’ penulis. Sambil nulis temukan karaktermu dulu. Sering-seringlah bereksperimen!! Pasti kamu akan menjadi penulis yang sempurna….”
Pesan moral ini yang sering di omongin mbak Lan Fang kepada saya.
“ Janganlah mencari kesuksesan, popularitas dan kekayaan….tapi berikan yang terbaik untuk menjadi sempurna…..Kalo kau berhasil memberikan yang terbaik maka sukses, popularitas dan kekayaan akan mengikutimu…” pesan suhu gokil, yang bernama Rachoddas dalam pilem 3 Idiot….
Temen Penulis Muda!!!...
Level Motivasi paling tinggi dari kwalitas manusia yang menurut eyang Maslow adalah ‘Aktualisasi Diri’.
Sebuah kontemplatif tentang keniscayaan, peranan dan kebermaknaan. Bahwa menulis di wujudkan demi kebaikan dan pencerahan orang lain. Maka hidupnya seakan-akan tidak pernah sia-sia. Tidak ada kecemasan dan ketakutan akan kehilangan identitas dirinya.
Mereka yang mempunyai motivasi ini akan senantiasa terus bersyukur, karena hidupnya sungguh-sungguh berarti.
Psikolog Viktor Frankl (pengarang Man’s Search for Meaning) berhasil nemuin teori tentang kebermaknaan. Bahwa mengorbankan hidupnya dengan ikhlash maka hidupnya akan lebih bertahan lebih lama.
Ini juga di dukung ama Frederick Herzberg, ilmuan kejiwaan yang kondang….”bahwa pada jaman sekarang gara-gara kebermaknaan bikin manusia bisa survive hidup… pekerjaan yang paling bisa di nikmati adalah pekerjaan yang membawa berkah (bermakna bagi yang lain)…” “Karena kebermaknaan adalah jati diri manusia modern…”
Motivasi ini yang juga di miliki oleh Pramoedya Ananta Toer. Penulis maestro Indonesia . Dan semua buku dan novelnya telah di terjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Kalo saya ketahui 80% hidupnya berada di penjara dan pengasingan. Dan menulislah yang membuat dirinya merdeka dan tetap hidup meski dalam tekanan penjajah dan pemerintah saat itu.
Andai saja ku miliki motivasi ini???!!!...
Temen Penulis Muda…
Ini mungkin sekira dapat membantu temen-temen penulis muda untuk terus menulis dan berkarya….
Kalo bingung ayo kita obrolin bersama….